Sebuah Penantian
Waktu terus bergulir
Hari berganti hari
Matahari terus bersinar
Bulan terus menerangi
Aku tetap disini
Membuka hatiku
Memegang erat janji manismu
‘Tuk hidup bersama selamanya
Aku sadari
Tiada mudah bagiku tuk menunggu
Rasa lelah yang terus mengetuk hati
Jiwa raga yang terbatas
Tetapi,
Aku terus percaya
Aku terus berharap
Aku terus setia menunggu
Lihat pohon itu
Tampaklah sejoli merpati saling setia
Saling mengasihi, menjaga, berbahagia
Jikalau mereka bisa, tentulah kita ..
Tuhanku maha penyayang
Tuhanku maha tahu
Tuhanku maha pengasih
Tuhanku maha Kuasa
Sepanjang hari ku berharap
Dengan tekun ku berdoa
Dengan segenab hati ku percaya
Ku serahkan hidupku dan berpasrah
Hati kecilku takkan berbohong
Walau gerakku berdrama
Walau wajah dan senyum menipu
Bak ular licik yang berbisa
Ku tak ingin yang terbaik
Ku tak ingin yang termanis
Ku trima kau apa adanya
Segala kekurangan dan kelebihanmu
Ku hidup di jalan Tuhan
Sudah selayaknyalah ku percaya pada-Nya
Ku yakin perpisahan ini hanya sementara
Sementara yang tak berarti selamanya
Tuhan melihat isi hatiku yang terdalam
Tuhan menilai segala pengorbanan dan ketulusanku
Takkan dibiarkan-Nya diriku bersedih
Setetes air mataku pun Ia perhitungkan
Kupercaya hatiku
Cepat atau lambat kita kan bersatu kembali
Merajut cinta lama yang kandas
Dan menyulam kembali menyempurnakannya
Ku tahu dan ku mengerti
Tak mudah dirimu memaafkanku
Tapi ku yakin dan pasti
Kau bisa melakukannya untukku
Mungkin tidak cepat
Mungkin butuh bertahun-tahun lamanya
Tetapi tetap ku percaya
Kau dan aku kelak ‘kan bersatu kembali
Aku tetap disini
Masih menitikkan air mata
Aku peduli padamu
Bukan berarti aku masih peduli padamu …
By,
Gabriela Handoko
tarepyon : kenapa kakak? hahaha.
BalasHapusajip dah......
BalasHapuskeren keren...